Pages

Monday, March 28, 2016

Tugas Bahasa Indonesia 2_Minggu 2

MPR: Radikalisme Mengancam Nilai Pancasila

Liputan6.com, Jakarta - Badan Sosialisasi 4 Pilar MPR menggelar rapat pleno membahas isu-isu strategis yang saat ini terjadi di Tanah Air. Rapat yang digelar Senin malam hingga Selasa dini hari tadi itu menghasilkan kesimpulan, yang mensinyalir adanya 2 ideologi atau paham transnasional yang masuk ke Tanah Air.

Ketua Badan Sosialisasi 4 Pilar MPR Ahmad Basarah mengatakan, adanya ideologi individualisme, liberalisme, dan kapitalisme yang sekarang berbentuk neoliberalisme. Paham ini berusaha membentuk sistem fundamentalisme pasar dengan berbagai macam modus operandinya.

"Paham ini bergerak di Indonesia untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan tingkat nasional dan daerah, yang bertujuan menguntungkan kapitalisme global," ujar pria yang akrab disapa Abas itu usai rapat pleno, Selasa (23/2/2016).
Basarah mengatakan, pihaknya juga melihat adanya paham radikalisme agama, yang mengeksploitasi pemahaman agama yang sempit, dan menjauhkan agama dari fungsi sebagai rahmat bagi alam semesta.

"Yang kemudian terkait radikalisme internasional, yang ingin membentuk agama Islam di dunia," tegas dia.

Basarah menjelaskan, ada eksperimen 2 paham itu di Tanah Air. Karena itu menjadi tantangan bagi MPR untuk memberi pemahaman yang utuh kepada masyarakat, tentang bagaimana sebenarnya nilai-nilai Pancasila itu ditegakkan.
"Salah satu bahaya paham dari individualisme, liberalisme, dan kapitalisme adalah munculnya propaganda gaya hidup LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender)," kata politikus PDIP itu.
Karena itu, menurut Basarah, kalau tidak diberikan pemahaman yang utuh melalui kegiatan sosialisasi 4 pilar kepada masyarakat secara struktur, sistematis, dan masif, akan menjadi perdebatan yang kontraproduktif.

"Karena pegangan nilai berbangsa dan bernegara dalam hal ini Pancasila, tidak dipahami dengan baik oleh masyarakat kita," ujar dia.

Badan Sosialisasi 4 Pilar MPR, kata Basarah, juga akan menyosialisasi pemahaman beragama yang bersifat petunjuk bagi alam semesta. Khususnya agama Islam dan agama yang lain yang mengajarkan kehidupan beragama di Tanah Air yang penuh dengan toleransi, saling menghormati, saling menghargai dalam bingkai NKRI.

"Karena itulah rapat pleno Badan Sosialisasi 4 Pilar MPR mengoptimalkan sosialisasi. Baik yang menggunakan metode maupun sosialisasi dengan media masa," kata dia.

Sehingga, Basarah menegaskan, pihaknya akan banyak melibatkan partisipasi media masa, baik nasional maupun lokal dalam hal pelaksanaan sosialisasi pilar MPR di berbagai daerah.


Penalaran deduktif : Badan Sosialisasi 4 Pilar MPR menggelar rapat pleno membahas isu-isu strategis yang saat ini terjadi di Tanah Air (umum). Rapat yang digelar Senin malam hingga Selasa dini hari tadi itu menghasilkan kesimpulan, yang mensinyalir adanya 2 ideologi atau paham transnasional yang masuk ke Tanah Air (khusus).
Penjelasan : Rapat yang digelar MPR mensinyalir adanya 2 ideologi yang masuk ke Tanah air
Penalaran Induktif : Ketua Badan Sosialisasi 4 Pilar MPR Ahmad Basarah mengatakan, adanya ideologi individualisme, liberalisme, dan kapitalisme yang sekarang berbentuk neoliberalisme (khusus). Paham ini berusaha membentuk sistem fundamentalisme pasar dengan berbagai macam modus operandinya (umum).
Penjelasan : ideologi yang masuk berusaha membentuk sistem fundamentalisme pasar
Proposisi : Badan Sosialisasi 4 Pilar MPR, kata Basarah, juga akan menyosialisasi pemahaman beragama yang bersifat petunjuk bagi alam semesta. Khususnya agama Islam dan agama yang lain yang mengajarkan kehidupan beragama di Tanah Air yang penuh dengan toleransi, saling menghormati, saling menghargai dalam bingkai NKRI.
Implikasi : Paham ini bergerak di Indonesia untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan tingkat nasional dan daerah, yang bertujuan menguntungkan kapitalisme global

Inferensi : Badan Sosialisasi 4 Pilar MPR, kata Basarah, juga akan menyosialisasi pemahaman beragama yang bersifat petunjuk bagi alam semesta. Khususnya agama Islam dan agama yang lain yang mengajarkan kehidupan beragama di Tanah Air yang penuh dengan toleransi, saling menghormati, saling menghargai dalam bingkai NKRI.