Pemain Bass atau Bassist di dunia sudah banyak berkembang. Dan
dengan berbagai genre music, terlahirlah bassist bassist handal di dunia ini. Mulai
dari genre Metal, Rock, Pop dan lain lain. Kali ini saya akan membahas 5
bassist terbaik dunia versi saya
Silakan disimak
1.Paul McCartney
Mungkin skill Paul McCartney tidaklah sehebat bassist
lainnya, tetapi dialah yang banyak sekali menjadi influence para bassist
sekarang ini. Dan juga kemampuannya dalam membuat dan menulis lagu juga menjadi
nilai plus tersendiri.
Paul McCartney dilahirkan di Rumah Sakit Umum Liverpool,
kota Liverpool, Inggris, pada 18 Juni1942 dengan nama lengkap James Paul
McCartney. Ibunya adalah seorang perawat di rumahsakit tempat Paul dilahirkan
itu, dan ayahnya seorang pedagang kapas sekaligus pianis dibandnya, Jim Macs
Jazz Band. Paul memiliki seorang adik, Michael, yang sekarang adalahseorang
fotografer merangkap musisi.Semasa bersekolah, Paul adalah siswa yang tergolong
pandai. Hal ini terlihat dari fakta bahwa iaadalah satu dari empat siswa di
Liverpool yang bisa lulus ujian akhir sekolah dasar, Ujian 11-plus(total
peserta 90 orang).
Paul akhirnya berhasil masuk ke Liverpool Institute for Boys
danbelajar selama 7 tahun (1953-1960) disana. Paul mendapat nilai A untuk
pelajaran BahasaInggris dan Seni. Di Liverpool Institute, Paul bertemu dengan
George Harrison yang merupakanadik kelasnya.Jim McCartney ingin sekali kedua
anaknya bisa bermain musik seperti dirinya. Untuk itu, iamemberikan Michael
piano dan menghadiahi Paul sebuah terompet. Paul tidak bertahan lamadengan
terompetnya, dan langsung menjualnya untuk membeli gitar. Dengan gitar dengan
itu,Paul mulai menulis lagulagu pertamanya adalah I Lost My Little Girl. Tak
lama kemudian,Paul belajar memainkan piano dan menciptakan lagunya yang kedua,
When Im Sixty-Four
Pada usia lima belas tahun, Paul berkenalan dengan John
Lennon yang saat itu sudah memilikigrup musik sendiri, The Quarrymen. John
terpukau dengan kemampuan Paul memainkan gitardan mengajaknya bergabung
dengannya di Quarrymen. Tak lama, Paul mengajak GeorgeHarrison si adik kelasnya
yang ternyata piawai bermain gitar itu bergabung juga. Dengantambahan dua teman
John, Stuart Sutcliffe dan Pete Best sebagai masing-masing basis dandrummer,
formasi awal The Beatles terbentuk.The Beatles yang ketika itu beranggotakan
lima orang ini justru tidak mengawali karier merekadi Inggris. Adalah seorang
bernama Allan Williams yang membawa mereka tur di kotaHamburg, Jerman, pada
1960. Ternyata, Beatles bukanlah satu-satunya band Liverpool yangsedang beraksi
di Hamburg karena saat itu mereka sempat satu panggung Rory Storm and
TheHurricanes. Secara khusus, penampilan drummer Rory Storm, Richard Ringo
Starr Starkey,menarik perhatian mereka.Di penghujung karier Beatles di Hamburg,
Stuart Sutcliffe menolak kembali ke Liverpool karenasaat itu ia sudah
bertunangan dengan Astrid Kircherr, seorang fotografer. Keluarnya
Stuartmenjadikan posisi basis lowong dan band memutuskan Paul sebagai pengisi
posisi itu. Sejaksaat ituhingga Beatles bubarPaul adalah sang basis.
Setelah masalah keluarnya Stuart selesai, masalah lain
muncul. Brian Epstein yang saat itusudah mulai menjadi manajer Beatles, ingin
band berprospek cerah ini memiliki identitas dankekhasan tersendiri. Jadi,
iapun mulai mendandani para personil dengan pakaian dan potonganrambut yang
seragam. Masalahnya, Pete Best sang drummer menolak mengikuti gaya
rambutmop-top yang diajukan Brian itu. Sepele memang, namun konon itulah alasan
manajemen mendepak Pete dan merekrut Ringo Starr.
Bersama The Beatles, Paul mengembangkan bakat musiknya
hingga ke titik tertinggi. Ia mulaibanyak bereksperimen dengan alat-alat musik
baru seperti banjo dan ukulele, bahkanmemanipulasi pita rekaman untuk
mendapatkan efek-efek suara yang tidak bisa dimainkandengan alat musik biasa.
Namun, hal yang paling menonjol dalam karier bermusik Paul adalahkolaborasinya
dalam menulis lagu bersama John, yang terkenal dengan sebutanLennon/McCartney.
Berdua dengan John, Paul menulis ratusan lagu untuk The Beatles.
Namun, seperti yang kita tahu, The Beatles bubar pada tahun
1970. Hebatnya, peristiwamengecewakan ini sama sekali tidak mematikan
kreativitas Paul dalam bermusik. Sebaliknya, ia malah melenting jauh
meninggalkan tiga kawannya yang juga bersolo karier, denganmembentuk grup baru
yang bernama Wings (bersama istrinya Linda dan gitaris Denny Laineserta drummer
Denny Seiwell) pada 1971. Selama 10 tahun berkarier musik dengan Wings,
Paulmencapai kesuksesan yang tidak berbeda jauh dengan yang ia capai bersama
Beatles.Setidaknya, hanya Wings-lah satu-satunya grup yang digawangi mantan
personel Beatles(disebut juga sebagai ex-Beatle) yang bisa bertahan lama.
2. John Myung
John Myung adalah salah satu pendiri Dream Theater dan
personil asli Dream Theater yang saat ini masih bertahan bersama John Petrucci.
Berawal saat ia bersekolah di sekolah musik di barklee-Boston 1986 kala itu ia
bertemu dengan John Petrucci dan Mike portnoy dan merekapun sepakat untuk
mendirikan sebuah band yang bernama Majesty. Tetapi setahun setelah mereka
mendapatkan tawaran untuk rekaman nama band yang semula Majesty terpaksa harus
diganti dengan Dream Theater karena sudah ada band dari California yang
menggunakan nama itu, Dream Theater pun diambil dari nama sebuah bioskop di
california yang mempunyai arti yaitu theater impian.
John Myung selain sangat ahli bermain bass juga dikenal sebagai personil Dream Theater yang paling misterius. Hal ini dikarenakan dalam setiap live konser maupun di dalam video klip ia jarang sekali menampakkan diri. Tetapi meskipun begitu ia dikenal sangat aktif dalam memberikan tutorial tentang musik bahkan jika ditanya tentang teknik-teknik dalam bermain bass ia akan menjelaskan untuk waktu yang lama. John myung juga adalah salah satu personil Dream Theater yang sangat disiplin dalam berlatih terbukti dengan ia menyempatkan diri berlatih setiap hari selama enam jam bersama John Petrucci dan juga ia selalu melakukan warming down atau pendinginan setiap selesai konser.Saat ini John Myung adalah satu diantara dua personil Dream Theater yang masih tersisa bersama John Petrucci setelah Mike Portnoy memutuskan keluar dari Dream Theater.
John Myung selain sangat ahli bermain bass juga dikenal sebagai personil Dream Theater yang paling misterius. Hal ini dikarenakan dalam setiap live konser maupun di dalam video klip ia jarang sekali menampakkan diri. Tetapi meskipun begitu ia dikenal sangat aktif dalam memberikan tutorial tentang musik bahkan jika ditanya tentang teknik-teknik dalam bermain bass ia akan menjelaskan untuk waktu yang lama. John myung juga adalah salah satu personil Dream Theater yang sangat disiplin dalam berlatih terbukti dengan ia menyempatkan diri berlatih setiap hari selama enam jam bersama John Petrucci dan juga ia selalu melakukan warming down atau pendinginan setiap selesai konser.Saat ini John Myung adalah satu diantara dua personil Dream Theater yang masih tersisa bersama John Petrucci setelah Mike Portnoy memutuskan keluar dari Dream Theater.
3. Billy Sheehan
Terlahir dengan nama William Sheehan pada 19 Maret 1953
di New York, Billy Sheehan mengawali karir musiknya dengan belajar
bermain gitar. Namun saat ia melihat penampilan Tim Bogert dari Vanilla
Fudge, ia memutuskan bas adalah pilihannya.
Gaya bermain Billy banyak dipengaruhi olehTim
Bogert, Cliff Burton bahkanSebastian Bach namun ia menganggapJimi
Hendrix adalah sumber inspirasinya.
Billy tidak cuma memainkan bas dengan cara normal, ia
juga memakai akord dan teknik two handed tapping seperti biasa
dipakai oleh gitaris. Selain bermain dalam Mr. Big, Billy juga
banyak bermain dengan musisi lain seperti David Lee Roth, Steve Vai,
dan UFO.
Disela kesibukannya menulis buku pelajaran bermain bas dan
acara bass clinicnya, Billy masih sempat merilis 2 album solo
berjudul COMPRESSION dan COSMIC TROUBADOUR. Billy juga
sempat menjadi pemandu seminar di Berklee College of Music.
Cerita seputar sepak terjang Billy Sheehan di kancah rock
tentu sudah sering Anda dengar. Tapi latar belakang sang virtuoso bass ini di
ladang jazz mungkin belum banyak yang terekspos. Seperti yang ia ungkapkan
secara eksklusif buat GitarPlus, bertepatan dengan perilisan album barunya
bersama trio neo-fusion Niacin, “Krush” (Prosthetic Records).
Tidak seperti proyek-proyek musikal Billy Sheehan yang didominasi raungan distorsi gitar, sebutlah dimulai dari David Lee Roth Band, Mr. Big hingga yang terbaru, The Winery Dogs, Niacin justru menghapus eksistensi gitar dan mengedepankan komposisi berbasis organ Hammond B3 sebagai suguhan utamanya. Lalu, warna fusion gaya baru yang dikemas dalam format instrumental membalut keseluruhan nyawa musiknya.
Di trio yang dibentuk pada pertengahan era ‘90an ini, Billy berkolaborasi dengan dua virtuoso kaliber dunia yang namanya mungkin tidak terlalu familiar di kalangan rockhead, yakni kibordis John Novello serta dramer kelas kakap, Dennis Chambers.
Kendati seluruh personelnya terbilang sangat sibuk dengan proyek musikal masing-masing, namun sejauh ini Niacin mampu menelurkan delapan album, baik itu berupa rekaman konser maupun garapan studio. Dimulai dari album “Niacin” (1996), “Live” (1997), “High Bias” (1998), “Live! Blood, Sweat & Beers” (2000), “Deep” (2000), “Time Crunch” (2001), “Organik (2005)” serta tentunya “Krush” yang baru terwujud setelah kevakuman yang cukup lama.
4. Flea
Michael Peter Balzary (lahir 16 October 1962), lebih dikenal
dengan nama panggung Flea, adalah seorang musisi Australia Amerika dan aktor
yang tidak sering tampil. Dia lebih dikenal sebagai bassis, anggota pendiri,
dan satu dari komposer band rock Red Hot Chili Peppers. Flea juga pendiri dari
Silverlake Conservatory of Music, sebuah organisasi pendidikan musik non profit
yang didirikan tahun 2001.
Diawali sebagai seorang pemain jazz trumpet yang berbakat, Flea belajar bermain bass di Sekolah Menengah Atas dari seoorang teman dekat dan nantinya menjadi gitaris Red Hot Chili Peppers Hillel Slovak, yang membutuhkan seorang bassis untuk bandnya Anthym, dan kemudian menemukan gayanya sendiri. Flea bergabung dengan kelompok itu, namun berhenti beberapa bulan kemudian karena ingin bermain di band punk rock Fear. Dia kemudian kembali bergabung dengan Slovak untuk membentuk sebuah band yang dimaksudkan sekali tampil bersama dengan teman alumni Sekolah Menengah Atas Anthony Kiedis dan Jack Irons; kolaborasi tanpa persiapan itu akhirnya kemudian menjadi cikal bakal Red Hot Chili Peppers.
Sangat dihormati sebagai salah satu dari pemain bass terbaik sepanjang masa, karyanyya sebagai seorang bassis melibatkan beberapa gaya bermusik, mulai dari slap bass yang agresif hingga kepada teknik-teknik yang lebih lembut dan melodik. Dengan dipengaruhi oleh musik funk and punk rock, Flea memusatkan permainannya pada kesederhanaan dan minimalitas sementara memandang kekompleksan sebagai sebuah perangkat yang seharusnya dipergunakan dengan sikap tidak berlebih-lebihan.
Disamping Red Hot Chili Peppers, ia berkolaborasi dengan banyak artis, antara lain Jane's Addiction, Atoms for Peace, The Mars Volta, Alanis Morissette, Johnny Cash, Young MC and P. Flea membuat banyak gebrakan di akting, muncul di film-film dalam berbagai genre seperti Back to the Future Part II (1989) dan Part III (1990), Motorama (1991) The Chase (1994), Fear and Loathing in Las Vegas (1998), My Own Private Idaho (1991), Suburbia (1984) and The Big Lebowski (1998).
5. Cliff Burton
Cliff bergabung dengan Metallica tahun 1982 menggantikan Ron
McGovney dan terlibat dalam pembuatan 3 album pertama mereka: Kill ‘Em All, Ride
the Lightning, dan Master of Puppets. Dia juga ditulis sebagai salah satu
penulis lagu ‘To Live Is to Die’ dalam album keempat ...And Justice For
All.
Saat masih sekolah di Castro Valley High School, Burton
membentuk band pertamanya, EZ-Street. Nama itu diambil dari sebuah bar topless
di Bay Area. Anggota lain dari band ini adalah gitaris masa depan Faith No
More‘Big’ Jim Martin, serta drummer Mike Bordin yang nantinya juga drummer
Faith No More dan band Ozzy Osbourne.
Burton dan Martin kembali berkolaborasi ketika mereka satu
kampus di Chabot College in Hayward, California. Band kedua mereka, Agents of
Misfortune, mengikuti Hayward Area Recreation Departement’s Battle of
Bands contest tahun 1981. Audisi mereka direkam video dan menunjukkan gaya
khasnya dalam bermain bass.
Beberapa saat setelah Battle of Bands, Cliff bergabung
dengan band besar pertamanya, Trauma. Burton merekam lagu ‘Such A Shame’ dengan
mereka untuk album kompilasi Metal Massacre 2. Tahun 1982 Trauma menuju
Los Angeles untuk main di club Whiskey A Go-Go. Di antara para penonton
terdapat James Hetfield dan Lars Ulrich yang memang mencari bassist baru untuk
Metallica. James mengungkapkan suara yang ditimbulkan oleh Cliff dengan bassnya
(bagian dari Anesthesia) sebagai “amazing shredding”. Mereka berdua sempat
mencari-cari asal suara yang mereka duga suara gitar itu, tapi ternyata di
panggung hanya seorang bassist sedang melakukan solo. Mereka langsung mengajak
Cliff bergabung. Saat itu Cliff merasa Trauma ‘sudah mulai sedikit komersil’
menyanggupi, namun kembali menolak ketika dia harus pindah ke Los Angeles.
Kemudian Cliff mengatakan bersedia bergabung jika markas Metallica pindah dari
Los Angeles ke San Francisco Bay Area. Karena keinginan kuat merekrut Burton,
beberapa saat kemudian Metallica memindahkan markas dari LA ke El Cerrito, Bay
Area, kota di pesisir San Francisco.
Cliff terlibat dalam proses pembuatan Megaforce demo,
untuk bahan rekaman album pertama Metallica Kill ‘Em All. Mereka
sebenarnya mengajukan judul album pertama ini Metal Up Your Ass dengan
gambar sampul: tangan memegang pisau keluar dari lubang toilet, namun ditolak
oleh kalangan distributor rekaman. Mendengar hal itu Cliff berkomentar: “We
should just kill ‘em all, man.” Ternyata kalimat itu disukai anggota band lain
lalu dijadikan judul album. Di album inilah solo bass Burton yang berjudul
‘(Anesthesia) Pulling Teeth’ begitu terkenal karena gaya melodik dan penggunaan
pedal wah-wah, yang tidak umum digunakan oleh bassist.
Di album kedua mereka Ride the Lightning, Cliff juga
menggunakan pedal lagi dalam intro ‘For Whom the Bell Tolls’ dan “lead bass”
pada ‘The Call of Ktulu’. Album inilah yang membuat label besar seperti Elektra
Records melirik dan mengikat kontrak dengan Metallica untuk menggarap album
berikutnya. Menurut Flemming Rasmussen, sound engineer album kedua ini, Cliff
Burton adalah pribadi yang unik. Cliff lebih merupakan 'orang panggung'
sehingga Flemming harus membuat Cliff nyaman saat rekaman album kedua dengan
membuat 2 ruangan khusus, satu berisi Cliff sendirian dan speaker di ruang
lain, membuat Cliff merasa di atas panggung saat rekaman dilakukan.
Album ketiga, Master of Puppets, adalah album yang
dikenal sebagai tonggak utama dalam aliran musik heavy metal dan sub-genre
thrash metal. Burton muncul secara menonjol di beberapa lagu, terutama dalam
‘Orion’, yang sekali lagi menunjukkan gaya ‘lead bass’ Cliff. Sedangkan lagu
‘Master of Puppets’ adalah lagu yang diakui oleh Cliff sebagai lagu favoritnya.
Penampilan terakhir Cliff terjadi di Stockholm, Swedia, yaitu tanggal 26
September 1986 di Solnahallen Arena.